Jumat, 11 Desember 2015

validitas penelitian

Validitas Penelitian
A.    Validitas Eksternal
Validitas eksternal penelitian berkaitan dengan sejauhmana hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada subjek, situasi dan waktu yang berbeda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi validitas eksternal, yaitu :
1.      Validitas populasi
Validitas populasi berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, apakah dilakukan secara acak atau tidak. Validitas populasi berkaitan dengan kemampuan hasil suatu penelitian untuk digeneralisasikan dari sampel penelitian kepada populasi yang lebih besar. Karena berkaitan dengan pengambilan sampel, maka validitas populasi dipengaruhi oleh bias seleksi. Bias seleksi merupakan kesalahan dalam mengambil sampel yang tidak sesuai dengan karakteristik dari subjek penelitian.
2.      Validitas ekologis
Validitas ekologis berkaitan dengan situasi atau kondisi lingkungan. Validitas ekologis merupakan kemampuan hasil penelitian untuk digeneralisasikan pada situasi atau kondisi lingkungan yang berbeda.
3.      Validitas temporal
Validitas temporal ini berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian pada waktu yang berbeda.

B.     Validitas Internal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi validitas internal, yaitu :
1.      Proactive history
Faktor ini merupakan faktor perbedaan individual yang dibawa kedalam penelitian. Yang termasuk faktor proactive history yaitu : usia, jenis kelamin, kepribadian, sikap, inteligensi. Tidak semua faktor yang termasuk proactive history dapat mempengaruhi VT, hanya faktor tertentu yang relevan saja dengan penelitian.



2.      Retroactive history
Faktor ini hanya terjadi pada penelitian yang menggunakan pretes-postest dimana setiap subjek mengalami pengukuran VT sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dan sesudah dilakukannya eksperimen dan juga ada jarak waktu diantara pengukuran tersebut.
3.      Maturation
Maturation atau kematangan adalah perubahan biologis dan atau perubahan psikologis yang sistematis pada organisme dalam suatu waktu tertentu. Faktor ini lebih mungkin terjadi pada penelitian jangka panjang, baik yang menggunakan pretest-postest ataupun tidak. Maturation dapat diatasi dengan menggunakan kelompok control, yaitu menggunakan kelompok subjek lain yang tidak diberikan perlakuan VB.
4.      Testing
Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat memberikan pretest dan posttest kepada subjek untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.testing dapat menurunkan kekuatan hubungan sebab-akibat antara VB dengan VT. Testing juga menyebabkan subjek dapat menduga masalah yang sedang diteliti ataupun perlakuan yang akan diberikan.
5.      Statistical regression
Statistical regression dapat terjadi apabila alat ukur yang digunakan tidak reliabel sehingga menyebabkan ketidakkonsistenan skor subjek antara pretest dan posttest. Statistical regression ini dapat dihindari apabila subjek yang digunakan hanya berasal dari satu kelompok ekstrim saja, yaitu hanya kelompok subjek dengan skor tinggi atau hanya kelompok subjek dengan skor rendah.
6.      Experimental mortality
Pada penelitian eksperimental yang melibatkan pretest-postest dalam jangka waktu cukup lama ataupun pada penelitian within-subject, sering kali jumlah subjek pada akhir penelitian berkurang dibandingkan dengan ketika awal penelitian.
7.      Interaction effect
Interaction effect disebut juga dengan sequencing effect (Christensen, 2001). Untuk mengatasi interaction effect dilakukan counterbalancing, yaitu memberikan urutan variasi VB yang berbeda pada subjek penelitian.
8.      Instrumentation effect
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian dapat turut mempengaruhi validitas internal penelitian. Untuk mencegah pengaruh instrumentation yang disebabkan oleh alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel, maka harus dilakukan uji coba sebelum alat ukur digunakan.untuk mencegah terjadinya faktor instrumentation, maka tester, pengamat atau pewawancara perlu diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan data.
9.      Experimenter effect
Dalam suatu penelitian yang melibatkan manusia, interaksi antara eksperimenter dengan subjek penelitian turut mempengaruhi validitas internal penelitian. Eksperimenter ataupun subjek penelitian saling memiliki harapan berkaitan dengan perannya sehingga perilaku ataupun fikiran dari kedua belah pihak dapat mempengaruhi keakuratan dari penelitian yang dilakukan.
10.  Participant sophistication
Pengetahuan dan familiaritas subjek penelitian terhadap topic penelitian atau metode eksperimental yang dilakukan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Referensi :
Seniati, Liche. 2005. Psikologi Eksperimen. PT. Indeks: Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar