Kamis, 10 Desember 2015

hipotesis penelitian

Formulasi Hipotesis Penelitian

A.    Defenisi Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani dimana kata “hypo” yang artinya di bawah, dan “thesis” yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan mengenai definisi hipotesis secara bahasa adalah suatu pernyataan ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian dimana kebenarannya masih belum terbukti atau dikatakan masih perlu diuji kebenarannya.
Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian.

B.     Ciri-ciri Hipotesis
Perumusan hipotesis yang benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif (declarative statements) bukan kalimat pertanyaan
2.      Hipotesis berisi pernyataan mengenai hubungan antara paling sedikit dua variabel
3.      Hipotesis harus dapat diuji (testable)
Hipotesis yang dapat diuji akan secara spesifik menunjukan bagaimana variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan antara variabel termaksud
4.      Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
5.      Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dalam istilah yang benar dan secara operasional.
6.      Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti.
7.      Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
8.      Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya.

Referensi :

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar