Maqam
Di dalam buku kitab al-luma’ fi’t tashawwuf, ada tujuh
maqam secara urut yang masing-masingnya umum terdapat dalam kitab-kitab lain,
yaitu :
A.
Maqam
Taubat
Dalam
ajaran tasawuf dikembangkan berbagai macam pengertian yang membedakan antara
taubat dalam syariat biasa dengan maqam taubat dalam tasawuf diperdalam dan
dibedakan antara taubatnya orang awam dengan taubatnya orang khawas.
Bagi
golongan khawas atau orang yang telah jadi sufi yang dipandang dosa adalah
ghaflah. Gaflah itulah dosa yang mematikan. Ghaflah adalah sumber munculnya
segala dosa. Taubat merupakan pangkal tolak peralihan dari hidup lam ke
kehidupan baru secara sufi.
Kesempurnaan
taubat yang khusus bagi golongan khawas, yaitu taubat dari kesadaran taubatnya
dan dari keberadaan diri ini dalam ajaran tasawuf telah meningkat dan berubah
jadi hal (mystical state). Yakni telah merupakan anugerah Tuhan semata-mata,
dan bukan lagi hasil upaya manusia.
B.
Maqam
Wara’
Wara’
adalah meninggalkan segala hal yang syubhat. Yaitu menjauhi atau meninggalkan
segala hal belum jelas haram dan halalnya. Yaitu laku (mujahadah) untuk hidup
mencari yang halal (thalab ‘i-halal), takut terjerumus dalam hal yang haram.
Laku
hidup wara’ sangat penting bagi perkembangan mentalitas keislaman, apalagi bagi
tasawuf. Dalam tasawuf wara’merupakan langkah kedua sesudah taubat, dan
disamping merupakan pembinaan mentalitas (akhlak) juga merupakan tangga awal
untuk membersihkan hati dari ikatan keduniaan.
C.
Maqam
Zuhud
Zuhud
pada dasarnya adalah tidak tamak atau tidak ingin dan tidak mengutamakan
kesenangan duniawi. Dalam tasawuf zuhud dijadikan maqam dalam upaya melatih
diri dan menyucikan hati untuk melepas ikatan hati dengan dunia. Didalam
tasawuf zuhud diberi pengertian dan diamalkan secara bertingkat.
Pada
dasarnya zuhud dalam tasawuf hanya merupakan salah satu maqam dan mendapat isi
dan bentuknya yang khusus sufi. Zuhud berarti mengasingkan diri dari kehidupan
dunia untuk bertekun beribadah dan menjalankan latihan rohani, memerangi keinginan
hawa nafsu didalam pengasingan dan dalam pengembaraan, berpuasa, menyedikitkan
makan dan memperbanyak zikir.
D.
Maqam
Fakir
Didalam
tasawuf fakir juga mendapat pembahasan perumusan yang bertingkat-tingkat
disesuaikan dengan tujuan penyucian hati terhadap ikatan keduniaan. Maqam fakir
merupakan perwujudan upaya yaitu penyucian hati secara keseluruhan terhadap apa
yang selain Tuhan.
Konsep
fakir atau tajrid hanyalah memutuskan persangkutan hati dengan dunia, sehingga
hatinya hanya terisi pada kegandrungan pada keindahan penghayatan makrifat pada
Zat Tuhan saja disepanjang keadaan. Para tokoh-tokoh sufi seperti Al-Ghazali
menganjurkan atau mengajarkan untuk membuang dunia itu sama sekali. Maka fakir
dirumuskan dengan “tidak punya apa-apa, dan juga tidak menginginkan apa-apa”.
E.
Maqam
Sabar
Islam mengendalikan diri untuk mengamalkan laku sabar
merupakan tiang bagi akhlak mulia. Dalam al-Qur’an dinyatakan sabar merupakan
laku yang terpuji dan merupakan pula perintah suci agama. Dalam tasawuf sabar
dijadikan satu maqam sesudah maqam fakir. karena persyaratan untuk bisa
konsentrasi dalam zikir orang harus mencapai maqam fakir, tentu hidupnya akan
dilanda berbagai macam penderitaan dan kepincangan. Oleh karena itu harus
segera melangkah kemaqam sabar. Maqam sabar dalam tasawuf direnungkan dan
dikembangkan menjadi konsep yang diungkapkan dalam berbagai pengertian.
Dengan maqam sabar para sufi telah menyengaja dan
menyiapkan diri bergelimang dengan seribu satu kesulitan dan derita dalam
hidupnya dengan sikap sabar, tanpa ada keluhan seikitpun.
F.
Maqam
Tawakal
Tasawuf tawakal dijadikan satu maqam yang diberi
pengertian secara khusus yang berbeda dan menyimpang dari ajaran tawakal dalam
agama. Maqam tawakal sebagai wasilah atau sebagai tangga untuk memalingkan dan menyucikan
hati manusia agar tidak terikat dan tidak ingin dan memikirkan keduniaan
sertaapa saja selain Allah.
Konsep tawakal yang dikembangkan dalam kalangan para
sufi dan yang seirama dengan ajaran tasawuf memang tawakal jabbari (fatalis), yaitu tawakal tanpa usaha, kesemua nasibnya
digantungkan pada takdir dan kehendak Allah semata-mata.
G.
Maqam
Ridho
Maqam ridho adalah ajaran untuk menanggapi dan
mengubah segala bentuk penderitaan, kesengsaraan, dan kesusahan, menjadi
kegembiraan dan kenikmatan. Maqam-maqam ini erat sekali dengan laku pembinaan
moral, sikap hidup dan mentalitas para sufi. Langkah menjauhi keduniaan dan
pengutamaan Tuhan langsung atau tidak langsung pasti merupakan langkah yang
jitu bagi pembinaan akhlak yang mulia.
Tasawuf mengubah citra islam sebagai agama jihad untuk
membina masyarakat dan Negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,
menjadi menjadi berwatak egois kerohanian. Menciptakan orang yang suka merenung
dan berzikir yang merindukan kebahagiaan pribadi dalam penghayatan makrifat
pada tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar