Kamis, 10 Desember 2015

Maqam
Di dalam buku kitab al-luma’ fi’t tashawwuf, ada tujuh maqam secara urut yang masing-masingnya umum terdapat dalam kitab-kitab lain, yaitu :

A.     Maqam Taubat
Dalam ajaran tasawuf dikembangkan berbagai macam pengertian yang membedakan antara taubat dalam syariat biasa dengan maqam taubat dalam tasawuf diperdalam dan dibedakan antara taubatnya orang awam dengan taubatnya orang khawas.
Bagi golongan khawas atau orang yang telah jadi sufi yang dipandang dosa adalah ghaflah. Gaflah itulah dosa yang mematikan. Ghaflah adalah sumber munculnya segala dosa. Taubat merupakan pangkal tolak peralihan dari hidup lam ke kehidupan baru secara sufi.
Kesempurnaan taubat yang khusus bagi golongan khawas, yaitu taubat dari kesadaran taubatnya dan dari keberadaan diri ini dalam ajaran tasawuf telah meningkat dan berubah jadi hal (mystical state). Yakni telah merupakan anugerah Tuhan semata-mata, dan bukan lagi hasil upaya manusia.

B.     Maqam Wara’
Wara’ adalah meninggalkan segala hal yang syubhat. Yaitu menjauhi atau meninggalkan segala hal belum jelas haram dan halalnya. Yaitu laku (mujahadah) untuk hidup mencari yang halal (thalab ‘i-halal), takut terjerumus dalam hal yang haram.
Laku hidup wara’ sangat penting bagi perkembangan mentalitas keislaman, apalagi bagi tasawuf. Dalam tasawuf wara’merupakan langkah kedua sesudah taubat, dan disamping merupakan pembinaan mentalitas (akhlak) juga merupakan tangga awal untuk membersihkan hati dari ikatan keduniaan.

C.     Maqam Zuhud
Zuhud pada dasarnya adalah tidak tamak atau tidak ingin dan tidak mengutamakan kesenangan duniawi. Dalam tasawuf zuhud dijadikan maqam dalam upaya melatih diri dan menyucikan hati untuk melepas ikatan hati dengan dunia. Didalam tasawuf zuhud diberi pengertian dan diamalkan secara bertingkat.
Pada dasarnya zuhud dalam tasawuf hanya merupakan salah satu maqam dan mendapat isi dan bentuknya yang khusus sufi. Zuhud berarti mengasingkan diri dari kehidupan dunia untuk bertekun beribadah dan menjalankan latihan rohani, memerangi keinginan hawa nafsu didalam pengasingan dan dalam pengembaraan, berpuasa, menyedikitkan makan dan memperbanyak zikir.

D.     Maqam Fakir
Didalam tasawuf fakir juga mendapat pembahasan perumusan yang bertingkat-tingkat disesuaikan dengan tujuan penyucian hati terhadap ikatan keduniaan. Maqam fakir merupakan perwujudan upaya yaitu penyucian hati secara keseluruhan terhadap apa yang selain Tuhan.
Konsep fakir atau tajrid hanyalah memutuskan persangkutan hati dengan dunia, sehingga hatinya hanya terisi pada kegandrungan pada keindahan penghayatan makrifat pada Zat Tuhan saja disepanjang keadaan. Para tokoh-tokoh sufi seperti Al-Ghazali menganjurkan atau mengajarkan untuk membuang dunia itu sama sekali. Maka fakir dirumuskan dengan “tidak punya apa-apa, dan juga tidak menginginkan apa-apa”.

E.     Maqam Sabar
Islam mengendalikan diri untuk mengamalkan laku sabar merupakan tiang bagi akhlak mulia. Dalam al-Qur’an dinyatakan sabar merupakan laku yang terpuji dan merupakan pula perintah suci agama. Dalam tasawuf sabar dijadikan satu maqam sesudah maqam fakir. karena persyaratan untuk bisa konsentrasi dalam zikir orang harus mencapai maqam fakir, tentu hidupnya akan dilanda berbagai macam penderitaan dan kepincangan. Oleh karena itu harus segera melangkah kemaqam sabar. Maqam sabar dalam tasawuf direnungkan dan dikembangkan menjadi konsep yang diungkapkan dalam berbagai pengertian.
Dengan maqam sabar para sufi telah menyengaja dan menyiapkan diri bergelimang dengan seribu satu kesulitan dan derita dalam hidupnya dengan sikap sabar, tanpa ada keluhan seikitpun.

F.      Maqam Tawakal
Tasawuf tawakal dijadikan satu maqam yang diberi pengertian secara khusus yang berbeda dan menyimpang dari ajaran tawakal dalam agama. Maqam tawakal sebagai wasilah atau sebagai tangga untuk memalingkan dan menyucikan hati manusia agar tidak terikat dan tidak ingin dan memikirkan keduniaan sertaapa saja selain Allah.
Konsep tawakal yang dikembangkan dalam kalangan para sufi dan yang seirama dengan ajaran tasawuf memang tawakal jabbari (fatalis), yaitu tawakal tanpa usaha, kesemua nasibnya digantungkan pada takdir dan kehendak Allah semata-mata.

G.    Maqam Ridho
Maqam ridho adalah ajaran untuk menanggapi dan mengubah segala bentuk penderitaan, kesengsaraan, dan kesusahan, menjadi kegembiraan dan kenikmatan. Maqam-maqam ini erat sekali dengan laku pembinaan moral, sikap hidup dan mentalitas para sufi. Langkah menjauhi keduniaan dan pengutamaan Tuhan langsung atau tidak langsung pasti merupakan langkah yang jitu bagi pembinaan akhlak yang mulia.

Tasawuf mengubah citra islam sebagai agama jihad untuk membina masyarakat dan Negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, menjadi menjadi berwatak egois kerohanian. Menciptakan orang yang suka merenung dan berzikir yang merindukan kebahagiaan pribadi dalam penghayatan makrifat pada tuhannya.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar